Tuesday, May 7, 2019

Citra Satelit Ungkap China Bangun Kapal Induk Ketiga

Citra satelit yang diperoleh dari China Power, unit CSIS, menunjukkan adanya aktivitas di galangan kapal di Shanghai, di mana China diduga membangun kapal induk ketiga.

Sebuah citra satelit menunjukkan pembangunan kapal induk China tengah berlangsung, demikian disampaikan lembaga think tank Amerika Serikat (AS).

ChinaPower, unit dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), merilis sebuah kapal besar tengah dibangun di Galangan Jiangnan yang berlokasi di Shanghai.

Unit CSIS itu menjelaskan meski detil tentang 002 terbatas, mereka meyakini citra satelit itu menunjukkan pembangunan kapal induk Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

Rumor bahwa militer China membangun kapal induk ketiga yang jauh lebih modern sudah berhembus sejak Xinhua pertama kali membeberkannya pada November 2018.

Dalam pemberitaan Xinhua, enam tahun telah terlewati sejak kapal induk kedua, pertama buatan China, menjalani uji coba dan tinggal menunggu waktu untuk dikerahkan.

Saat ini, Beijing baru mempunyai satu kapal induk yakni Liaoning yang berbobot 66.000 ton dan berusia 30 tahun.

Kapal buatan Uni Soviet itu diperoleh dari Ukraina pada 1998. Sementara kapal induk kedua masih menjalani uji coba.

Analis ChinaPower Matthew Funaiole berkata, jika kapal induk ketiga itu jadi, China bakal masuk jajaran negara terkuat.

Direktur Program Keamanan Internasional di Sydney's Lowy Institute, Sam Roggeveen berujar, kapal induk tipe 002 itu disebut meniru bentuk kapal induk AS.

Dua kapal induk China disebbut Roggeveen membuat jet tempur bisa meluncur tanpa bantuan mekanis.

"Sementara yang terbaru bakal memiliki sistem ketapel terbaru," ujarnya dikutip CNN. Antara 206-2017, PLA sudah merilis 32 kapal perang baru. Sebagai perbandingan, di periode yang sama AS hanya menelurkan 13 unit.

Kurang dari setengah milik China. Januari lalu, seorang pakar angkatan laut China menuturkan negara itu membutuhkan tiga kapal induk untuk melindungi garis pantai sekaligus kepentingan global mereka.

No comments:

Post a Comment