Wednesday, May 1, 2019

Penurunan Jumlah Penumpang di BIM berdampak Negatif Terhadap KA Bandara

Petugas mengecek kondisi Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE) Bandara Internasional Minangkabau (BIM), seusai membuka pembungkus terpal, di Stasiun Simp Haru, Padang, Sumatera Barat, Jumat (23/2). KRDE dengan nama Minangkabau Ekspress yang berkapasitas maksimal 589 penumpang itu sementara disimpan di dipo lokomotif dan akan dilakukan ujicoba pada Senin (26/2). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/foc/18.

Penurunan jumlah penumpang pesawat di Bandara Internasional Minangkabau ( BIM) Sumatera Barat sejak awal 2019, berdampak pada menurunnya jumlah penumpang kereta api bandara BIM, Minangkabau Ekpress.

Sejak beroperasi pada Mei 2018 lalu, rata-rata penumpang mencapai 14.000 per bulannya. Namun, pada 2019 ini turun menjadi rata-rata 12.000 per bulannya hingga April 2019.

Heru mengakui penurunan jumlah penumpang karena imbas penurunan penumpang pesawat akibat tingginya tiket pesawat.

 Heru mengatakan. saat ini semua operasional kereta api bandara ditanggung Kementerian Perhubungan karena statusnya adalah kereta api perintis.

 Untuk pendapatan dari tiket rata-rata Rp 140 juta tahun 2018 dan Rp 120 juta tahun 2019 ini. Saat ini, Kereta Api Minangkabau Ekpress melakukan 12 kali perjalanan dari Simpang Haru-BIM dengan kapasitas penumpang 393 orang.

Selain Minangkabau Ekpress, PT KAI Divre Sumbar juga memiliki tiga kereta api lainnya yaitu dua Kereta Api Sibinuang yang melayani rute Simpang Haru Padang-Naras dengan delapan kali perjalanan.

Kemudian Kereta Api Lembah Anai yang melayani rute Kayu Tanam-BIM dengan empat kali perjalanan.

No comments:

Post a Comment